Bukan Lagi Panggung Bagimu

Aku lelah hidup dibawah bayang-bayang orang lain.
Aku kerap hanya menjadi panggung. Sedangkan ia yang selalu berada di bawah lampu sorot; selalu jadi yang dicari. Akulah perantaranya.
Tahunan berada di situasi seperti ini, baru kusadari setahun belakangan ini. Aku cuma pemain pendukung. Membuatnya menjadi bersinar. Nyatanya aku tidak bisa menjadi utama jika tetap bersisian dengannya.
Ternyata aku lelah. Ternyata semuanya harus dicukupkan sampai disini. Kini, aku ingin tersorot lampu bukan lagi hanya jadi panggung.

Jarak

Bersama-sama penuh tawa
Sesekali terbalut luka

Ketika waktu terus bejalan
dan perubahan pasti ada
kita masih saling memeluk dan berbagi kisah
Juga angan-angan kita di bawah pohon palem
yang mungkin masih ada atau hancur menjadi humus

Kita telah menemukan jalan masing-masing
Jarak telah tercipta
dan kenangan terlupa
Masing-masing kita punya cerita
yang tak pernah lagi bisa kita bagi bersama

Kita menghargai dan tentu tahu diri.

Tapi jarak tak melulu soal kilometer atau mil
Jarak yang sesungguhnya tercipta ketika kita bersama namun terlelap dalam percakapan dengan diri kita sendiri

Inilah kita
Sampai di titik ini dan tak pernah lagi sama.

Feb 11.16

Rumah

Begitulah malam menyapaku
lewat angin yang berderu
Mengibarkan syal merah jambu yang terlilit
di leherku
Dan rintik gerimis pun mengenai mukaku
rasanya seperti terkena jarum akupuntur.

Tak kudengar apa-apa
padahal aku berlari di trotoar jalan yang ramai
Hanya saja riuh itu terjadi di dalam kepalaku
Tentang tanya yang berlum tersampaikan,
tentang harapan yang tak kunjung jadi nyata,
tentang hidup yang begitu-begitu saja.
Aku jengah, tapi asa tetap masih berkuasa.

Tiba-tiba rintik menjadi hujan
Menghitamkan trotoar dengan cepatnya
Trotoar seketika ramai
Sesak oleh payung pejalan kaki yang setia menyusuri trotoar di zaman mesin ini.

Kuyup sudah diriku
Kurapatkan sweater yang sudah melekat dikulitku
Jilbabku pun lekat di kepala

Entah mengapa, tanpa aba-aba langkahku terasa ringan
dan damai menguasai pikiranku
yang sedari tad berontak.

Tak kurasa aku hampir mencapai rumah itu,
Sejenak aku berhenti
Terlihat asri dengan tanaman merambat di sekujur dinding pagarnya yang tinggi
ketika pantulan cahaya di depan pagar itu menyirami hijau dedaunannya

Begitu indah,
meski masih kulihat dari jauh.

Feb 11.16

Why I love Netherlands?

Halo, long time no see blog!
Too many business out there. Ha-ha. *alasan* *lemparbantal*

Udah nggak usah basa-basi deh. Saya punya banyak negara impian untuk dikunjungi suatu hari nanti jika diberi kesempatan sama Yang Diatas. Salah satu diantaranya adalah Kerajaan Belanda. Nggak tahu sejak kapan saya suka Belanda. Sepertinya pada pertengahan kuliah dulu. Okay, I wanna let you know that I love NETHERLANDS!

1. Rumahnya kotak-kotak
Even though most of houses in Europe are likely but buat saya rumah di Belanda kotak-kotak dan colourful. Apalagi di kota Rotterdam, nih, ada Cube House atau dalam bahasa Belanda disebut Kubuswoningen. Rumah yang bentuknya kubus-kubus dengan kemiringan 45 derajat ini didesain oleh Piet Blom yang selesai dikerjakan pada 1984. Kabarnya, rumah kubus ini bisa ditinggali loh, gengs!

Kubuswoningen
Ini dia Kubuswoningen jika dilihat dari luar. Cakep kan? | source: pinterest

2. Canals
You can find canals everywhere. Tapi canals di Belanda bersih dan di tepiannya banyak dijumpai cafe. Jadi, enak kali ya sore-sore ngopi di cafe tepi canals sambil lihat boat yang melintas. Perfecto!

Cafe beside canals
Makan di pinggir canals, seru! | source: pinterest

3. Windmills
I like windmills, without any reason. Karena Belanda berada di bawah permukaan laut dan banyak dilaui oleh aliran air seperti canals, jadi untuk tetap menjaga agar lahan tetap kering untuk bertani dibuatlah Windmills ini. Jadi, fungsi Windmills dulunya sebagai pemompa air. Di era modern ini, Windmills digunakan sebagai energi pembangkit listrik.

windmills
Traditional windmills in Kinderdijk | source: pinterest

 

4. Cows
Mungkin sedikit aneh, tapi saya emang suka sapi. LOL. Postcard pertama saya datang dari Belanda dan gambarnya muka close-up sapi! Okay, saya suka susu dan produk olahan susu. Pernah dengar salah satu merk susu terkenal Fr**ian F*ag kan? Ya itu di daerah Frisian, Netherlands. Daerah penghasil susu yang sudah mendunia.

cows
Cows in front of windmills | source: pinterest

5. Sastra
I am a grad from English Literature and I love literature. Hubungan antara Indonesia-Belanda, membuat banyak sekali keterkaitan antar kedua negara tersebut terutama di bidang sastra. Sudah pasti tahu kan puisi Chairil Anwar yang berjudul Aku tersebut ditulis di tembok di sebuah jalan di Belanda. Selain itu masih banyak kata dalam bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Belanda. Misalnya, kantoor=kantor, spoor=sepur, koolkast=kulkas, dan masih banyak lagi. Jugaaa, ini yang paling penting, salah satu universitas di Belanda yang terkenal akan bidang kesusastraannya. Ya, University of Leiden adalah kampus impian (semoga bisa berkunjung atau bahkan belajar disana, aamiin) saya. Banyak juga dosen saya dulu yang menmpuh pendidikan Magister maupun Doktoral di “kampus sastra” ini.

Leiden university
Salah satu fakultas di Leiden University | source: pinterest

6. Food
Jika suatu saat bisa berkunjung atau tinggal di Belanda, homesick akan Indonesia pasti ada. Tapi di Belanda banyak orang Indonesia dan banyak restaurant yang menjual makanan Indonesia. Hal ini bisa jadi solusi culture shock dari yang biasanya makan nasi jadi makan roti.

7. Flowers
Ini dia kesukaan wanita, flowers. Ada ungkapan berbunyi “ungkapkan cinta dengan bunga”. And this country is the right place. Di Belanda banyak bunganya. Ladang bunga tulip banyak dijumpai disini. Taman bungan nan elok di Belanda Timur, Keukenof patut dijadikan tujuan wisata jika ke Belanda. Jadi tak perlu pusing cari bunga untuk orang terkasih.

keukenhof
Keukenhof in spring season. Too beautiful ❤ like in a fairytale world| source: pinterest

Okay, guys! That’s all reason why I love Netherlands and put it on my list “must visit places”. Semoga ada jalan dan kesempatan untuk berkunjung ke negeri mungil nan indah ini. Aamiin…
See ya!